Daftar Buku:
· The Fifth Mountain/Gunung Kelima
Penulis: Paulo Coelho
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun: Jakarta, 2006
Ketebalan: 320 hal
Ukuran dan ISBN: 20x15cm /979-22-1420-8
Sinopsis Buku
Novel ini adalah karya Paulo Coelho yang sangat spiritual karena pesan-pesannya diambil dari episode Alkitab. Terdiri dari 42 bab, novel ini mengisahkan berbagai perjalanan spiritual Elia yang galau akan keputusan-keputusan Tuhan. Beberapa pesannya sangat mendalam. Salah satu kalimatnya yang menyentuh adalah, “segala sesuatu dalam hidup ini perlu dilatih” [hal. 171]. Lalu di halaman lain ada advis yang juga sangat menyentuh, “ hal-hal yang tak terhindarkan ini selalu saja terjadi” [hal. 237]. Membaca novel ini, kita akan dibawa pada pertanyaan-pertanyaan genting tentang iman, cinta, takdir, kekuasaan bahkan perlawanan/pemberontakan.
· Deception Point
Penulis: Dan Brown
Penerbit: Serambi
Tahun: 2006
Ketebalan: 631hal
Ukuran dan ISBN: 15x23cm
Sinopsis Buku
Dalam novel ini, Dan Brown membawa pembaca mengelilingi peristiwa-peristiwa yang mencengangkan. Penulis mencoba memainkan nalar dan logika sehingga novel ini mampu membuat kita berkhayal dan menganalisis khayalan kita. Dari National Reconnaissance Office yang amat rahasia, buku ini membawa pembaca hingga ketinggian dataran es di lingkar Kutub Utara dimana satelit NASA menemukan bukti dari objek langka. Objek tersebut memiliki dampak yang sangat besar bagi kebijakan ruang angkasa Amerika Serikat. Tetapi dalam penemuan tersebut terbongkar sebuah penipuan ilmiah yang tak terbayangkan. Sebuah muslihat yang mampu mendorong dunia kedalam pertikaian.
· My Name Is Red [Namaku Merah Kirmizi]
Penulis: Orhan Pamuk
Penerbit: Serambi Ilmu Semesta
Tahun: Desember 2006
Ketebalan: 725 hal
Ukuran dan ISBN: 979-1112-40-1
Sinopsis Buku
Novel ini dibuat oleh pemegang nobel sastra 2006. Karena itu, kwalitas tulisannya tidak diragukan lagi. Orhan Pamuk memang jenius. Majalah Observer sampai menyebutnya sebagai magnificent. Dengan latar belakang cerita kota Istambul, novel ini bergerak dengan apik dalam misteri pembunuhan seorang seniman, cinta, sejarah dan konflik tak berkesudahan. Orhan memang luar biasa. Karyanya sangat banyak dan diterjemahkan ke beberapa bahasa. Kalimatnya yang terkenal adalah, “di waktu-waktu nyaman, seluruh dunia ini mendera seseorang dengan begitu murni dan menakjubkan seolah-oleh baru diciptakan Allah sehari sebelumnya” [hal. 413]. Sambil tinggal di Istambul, Orhan sang pendongeng sudah merampungkan novel Snow dan beberapa tulisan lepas lainnya.
· Eleven Minutes
Penulis: Paulo Coelho
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun: Jakarta, 2007
Ketebalan: 360 hal
Ukuran dan ISBN: 20x15cm/978-979-22-3455-8
Sinopsis Buku
Novel ini sangat menggugah perasaan. Berangkat dari kisah ‘pelacur’ Maria yang mempunyai hipotesa bahwa, “cinta hanya meninggalkan penderitaan,” buku ini mengaduk-aduk perasaan pembacanya. Seperti umumnya novel-novel Coelho yang lain, buku ini juga nyerempet pada gugutan-gugatan pada takdir dan “agama”. Sebagai novel yang masuk dalam genre spiritualis, isi dari ceritanya juga dinarasikan dari kisah spiritual yang menggugah. Ada doa, harapan, perlawanan, diskursus dosa-pahala, neraka-sorga dan berbagai ikhwal keagamaan-spiritual. Di halam-halaman novel ini ditemukan kalimat-kalimat yang menyayat sekaligus “benar” sebagai kesimpulan kehidupan. Misalnya, “ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal. Ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut. Ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan. Ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun. Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa. Ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari. Ada waktu untuk membuang, ada waktu untuk mengumpulkan. Ada waktu untuk memeluk, ada waktu menahan dari pelukan. Ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci. Ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai” [hal. 345]. Gagasan-gagasan pasangan ini mirip firman Tuhan dalam Alquran yang mengatakan, “semua yang ada di dunia ini Kuciptakan berpasangan.” Tentu saja ini hipotesa spiritualis karena doktrin “berpasangan” ada di semua kitab-kitab suci keagamaan. Sangat menarik dan menyegarkan pandangan-pandangan keagamaan kita.
· Digital Fortress
Penulis: Dan Brown
Penerbit: PT. Serambi Ilmu Semesta
Tahun: Oktober 2006
Ketebalan: 631 hal
Ukuran dan ISBN: 20x15cm/979-1112-50-9
Sinopsis Buku
NSA (National Security Agent) mendapat ancaman yang dapat mematikan keberadaannya sebagai badan intelejen rahasia AS. NSA memiliki komputer super canggih yang dinamakan TRANSLTR. Mesin dengan 30 processor itu mampu mendeteksi dan menemukan sandi atau kode rahasia apapun dalam waktu singkat. Keberadaan mesin tersebut dirahasiakan oleh NSA karena dapat mengungkap seluruh kegiatan penyadapan yang dilakukannya. Dengan TRANSLTR, NSA mampu ”menyelinap” atau memata-matai pesan-pesan rahasia melalui email di seluruh negara walau email tersebut memiliki sandi pengaman.
Ensei Tankado, kriptografer handal yang pernah bekerja di NSA menciptakan sandi satu-satunya yang TIDAK bisa dipecahkan TRANSLTR. Ia mengundurkan diri karena kekecewaannya. Ia mengancam, NSA harus mempublikasikan TRANSLTR ke publik. Menurutnya, kegiatan penyadapan yang NSA lakukan adalah tidak bermoral dan tidak menghormati keberadaan privasi. Tetapi hal berubah ketika Tankado diketahui tewas.
Kunci dari sandi tersebut diukir dalam sebuah cincin yang digunakannya. Keberadaan sandi tersebut menarik minat beberapa orang, termasuk Komandan Strathmore, orang no. 2 di NSA. Ia lalu mengirim David Becker, seorang sipil yang merupakan profesor muda untuk menemukannya dengan cara apapun. Bagaimanakah nasib NSA? Apakah cincin tersebut sebagai satu-satunya kunci pembuka sandi yang dapat menyelamatkan NSA dapat ditemukan?
Dan Brown menciptakan novel ini dengan segala keatraktifan. Didukung dengan alur cerita yang memainkan emosi, novel ini merupakan perpaduan sempurna dari intrik, konspirasi, pengorbanan, cinta bahkan kematian.
· Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Tersedu
Penulis: Paulo Coelho
Penerbit: Pustaka Alvabet
Tahun: Jakarta, 2005
Ketebalan: 360 hal
Ukuran dan ISBN: 20x15cm/979-3064-3064-08-0
Sinopsis Buku
Novel ini menegaskan madzab “paulozianism”. Sebuah genre dalam penulisan novel sastra yang menggabungkan kisah asmara, agama dan gugatan-gugatan takdir dan ‘apa yang dianggap benar’. Melalui kisah sedih yang dialami oleh tokoh ‘aku’, novel ini menutur dengan satir dan pedih perjalanan ujian kesetiaan dan cinta kasih yang sampai [di akhir] cerita. “Semoga air mataku mengalir sejauhnya agar kekasihku takkan pernah tahu bahwa suatu hari aku pernah menangis untuknya”, demikian ungkapan kesediah yang kita baca [hal. 1]. Di lain halaman, ada tulisan yang sangat menyentuh; “kebahagiaan terkadang adalah berkah, tetapi seringkali adalah penaklukan. Momen-momen magis itu menolong kita berubah dan melontarkan kita mencari mimpi-mimpi…[hal. 8]. Dengan novel ini, Coelho berhasil menguras ‘air mata pembaca’ dengan sangat apik. Inilah kisah puitis tentang kedalam cinta dan pergumulan iman. Membacanya akan menyegarkan ingatan akan Tuhan, cinta, pengorbanan, perjuangan dan hikmah-hikmah di balik kesetiaan dan ujian.
· Anak Semua Bangsa
Penulis: Pramoedya Ananta Toer
Penerbit: Lentera Dipantara
Tahun: April, 2008
Ketebalan: 539 hal+xii
Ukuran dan ISBN: 22x15cm /979-97312-40
Sinopsis Buku
Buku ini merupakan novel kedua dari tetralogi pulau Buru. Pulau di mana penulis pernah tinggal karena dibuang oleh rezim Orde Suharto. Pram memang dahsyat. Saking dahsyatnya, Suharto melarang buku-bukunya walau kita yakin dia tak membacanya. Bayangkan, Suharto adalah jendral paling kejam dan kuat di Indonesia yang berkuasa sangat lama, tetapi dia takut dan ketakutannya disebabkan oleh sebuah novel yang tak dia baca. Padahal, novel ini hanya melanjutkan kisah Minke sebagai orang pribumi yang berjuang memahami bangsanya. Dengan statusnya sebagai orang terpelajar di kaumnya, Minke, setelah ditinggalkan sang Istri—terkagum-kagum pada peradaban Barat yang kolonialistik dan bangsanya yang kerdil. Tetapi, di tengah perasaan kerdilnya, ia masih dapat berdiri tegar karena nasehat mertuanya yang mengatakan, “jangan agungkan Eropa sebagai keseluruhan… Tak ada yang kolonial pernah mengindahkan kepentingan bangsamu,” kata Nyai Ontosoroh [hal. 144]. Sungguh, membaca novel-novel Pram, kita akan dibawa pada suasana postkolonial yang limbo; saat di mana yang lama sekarat dan yang baru tak kunjung datang.
· Mandy
Penulis: Kathryn Reiss
Penerbit: PT. Mizan Pustaka
Tahun: 2005
Ketebalan: 364 hal
Ukuran dan ISBN: 17cm/ 979-3659-29-7
Sinopsis: Ketika Mandy dan keluarganya pindah ke rumah tua di kota kecil Massachusetts, dia menemukan peristiwa ganjil. Keanehan dimulai saat Mandy menemukan rumah boneka antik yang merupakan duplikat miniatur rumah barunya. Melalui jendela rumah boneka itu, dia terkejut saat menyaksikan peristiwa yang pernah terjadi dari kehidupan para penghuni lama rumahnya. Dia segera menyadari bahwa rumahnya dikuasai kekuatan jahat wanita yang pernah tinggal di sana. Dan yang lebih buruk lagi, ibu Mandy sendiri telah terpengaruhi. Cepat atau lambat, mandy harus menemukan kunci untuk membuka kehidupan masa lalu yang menghubungkannya dengan penghuni lama rumahnya dan menjawab teriakan minta tolong dari seseorang hampir seabad silam. Walau itu berarti Mandy harus menjalani peristiwa menyeramkan yang dulu pernah terjadi di rumah itu, lama sebelum dirinya sendiri lahir.
· Luka Cinta Andrea
Penulis: Suzanne O’Malley
Penerbit: Qanita, PT. Mizan Pustaka
Tahun: 2008
Ketebalan: 432 hal
Ukuran dan ISBN: 20,5 cm/ 978-979-3269-69-6
Sinopsis Buku
Andrea Yates, seorang ibu rumah tangga yang membunuh kelima anaknya pada 21 Juni 2001. Berawal dari postpartum psychosis (PPP), psikosis pasca-melahirkan, Andrea mengalami gangguan kejiwaan. Dia juga menderita daya pikir lemah yang seakan-akan ”menghalangi dan menarik produksi pikiran serta ekspresi emosionalnya”. Akhirnya, ia memiliki pikiran-pikiran obsesif terhadap anak-anaknya. Dia terbebani akan perannya sebagai ibu. Dengan munculnya halusinasi visual, dia semakin berlaku tidak normal yaitu dengan usaha menyakiti diri sendiri sampai usaha bunuh diri.
Di balik itu semua, Andrea mengakui bahwa dirinya berada di bawah kekuasaan setan yang dapat membahayakan anak-anaknya. Hal ini membuktikan bahwa kekuatan pikiran memiliki efek yang besar bagi kehidupan.
Novel ini disampaikan dengan gaya investigatif dari penulis. Dengan analisis yang beralur, kita seakan dibawa jauh di luar batas nalar kita.
· The House of the Scorpion
Penulis: Nancy Farmer
Penerbit: Matahati
Tahun: 2005
Ketebalan: 438 hal
Ukuran dan ISBN: 979-98407-3-2
Sinopsis buku
Matteo Alacran (Matt) tidak dilahirkan. Ia adalah hasil DNA (clone) El Patron, pemimpin negara Opium. Matt merupakan hasil pemilahan dari sel darah El Patron yang kemudian ditempatkan di rahim lembu, dimana dia terus berkembang dari embrio menjadi janin dan kemudian menjadi bayi.
Ketika Matt beranjak remaja, dia disebut sebagai monster. Bagaimanapun juga bentuk clone tidak sesempurna manusia biasa. Matt dikucilkan dari keluarga besar El Patron. Hanya El Patron lah yang menyayangi Matt seperti ia menyayangi dirinya sendiri.
Matt mengalami perjuangan panjang bahkan untuk memahami keberadaannya. Dia pernah disiksa, diperlakukan bak binatang kotor dan tidur beralaskan jerami. Novel ini merupakan perjuangan hidup sesosok clone yang tidak diharapkan, di asingkan tetapi justru akhirnya menjadi penentu keberadaan negara Opium.
· Negara Kelima
Penulis: ES Ito
Penerbit: Serambi
Tahun: Jakarta, 2005
Ketebalan: 465 hal
Ukuran dan ISBN: 20x15cm /978-979-024-045-2
Sinopsis Buku
Walau ini novel pertama dari Es Ito, tetapi sangat menarik. Dengan gaya detektif dan rangkaian peristiwa yang mengejutkan, novel ini berhasil memadukan unsur cerita dan data seperti kejadian sesungguhnya. Jika pembaca pernah membaca karya-karya Dan Brown, kita akan menemukan tehnik bercerita dan menulis yang sama. Genre novel dunia memang menuju ke arah thriller yang mengaduk fakta dan fiksi. Dimulai dengan kisah penemuan mayat, novel ini memikat pembaca untuk segera mengetahui cerita Indonesia masa lalu. Kalimat-kalimatnya puitik dan kanonik. “Salon membawa berita, Plato membuat cerita, sejarah mencari asalnya, satu kosong-kosong terlalu lama,” ini adalah kalimat puitik sebagai buktinya. Es Ito memang dahsyat. Masih muda tetapi daya imaji dan perenungannya melebihi zaman. Karena itu ia berteriak, “bubarkan Indonesia, bebaskan nusantara, bentuk negara kelima.” Ada yang berani? Anak-anak muda dan mahasiswa mestinya wajib membaca dan mengoleksi novel ini.
· Rahasia Meede [Misteri Harta Karun VOC]
Penulis: ES Ito
Penerbit: Hikmah
Tahun: Jakarta, 2007
Ketebalan: 670 hal
Ukuran dan ISBN: 20x15cm /978-979-114-099-7
Sinopsis Buku
Melanjutkan kesuksesan novel pertamanya, Es Ito masih menggunakan metoda yang sama dalam menulis novel keduanya. Dengan judul Rahasia Meede, novel ini mengisahkan penjarahan penjajah Belanda di Indonesia. Pertanyaan kita selama ini adalah kenapa VOC dinyatakan bangkrut ketika mereka sedang jaya-jayanya mengeruk kekayaan nusantara? Nah, novel ini berkisah tentang misteri kebangkrutan dan harta karun peninggalan VOC. Berpusat di kota Jakarta, Es Ito membawa pembacanya untuk menelusuri lekuk kota dengan data yang tidak ada di mana-mana. Novel ini dipuji oleh banyak kalangan sebagai “awal kebangkitan” nobelis sastra Indonesia. Satu harapan yang dulu sempat menjulang sewaktu Pramoedya Ananta Toer masih hidup. Sambil mengutip Gandi, “perniagaan tanpa moralitas, politik tanpa etika, sains tanpa humanitas, peribadatan tanpa pengorbanan, kekayaan tanpa kerja keras, pengetahuan tanpa karakter, kesenangan tanpa nurani” novel ini menjadi ‘kaya’ akan ujaran-ujaran bijaksana yang wajib dipraktekkan oleh pembaca. Sungguh, membaca novel ini kita masih memiliki kebanggaan tentang adanya ‘sejarahwan baru’ yang memiliki kepedualian pada bangsanya.
· A Beautiful Mind
Penulis: Sylvia Nasar
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka
Tahun: Jakarta, 2005
Ketebalan: Bibliografi+625 hal
Ukuran: 15x23cm/ 979-22-1464-X
Sinopsis Buku
Buku ini merupakan cerita perjalanan seorang genius matematika Amerika Serikat yang mengalami segala cobaan hingga akhirnya mendapat hadiah nobel. John Forbes Nash, Jr. lahir dari keluarga yang konservatif dan berdedikasi tinggi dalam kehidupan. Nash di dalam pergaulan universitas dikenal sebagai sosok yang eksentrik namun cerdas. Hasil pembelajarannya di Princeton University, ia menemukan beberapa prinsip matematika yang kini disebut kesetimbangan Nash.
Di masa puncak karier Nash pada usia 31 tahun, Nash mengalami mental breakdown yang merusak dan kemudian didiagnosis skizofrenia. Lalu kehidupannya dipenuhi khayalan-khayalan yang merusak dan membuatnya harus beberapa kali meringkuk di rumah sakit jiwa. Nash terpaksa menghabiskan tiga dasawarsa berikutnya sebagai sosok pendiam dan introvert di lingkungan kampus. Namun dalam sekejap, semuanya berubah. Ketika usia Nash mencapai enam puluh tahun, ia mengalami kesembuhan. Selain itu Panitia Hadiah Nobel menghargai prestasi gemilangnya di masa lampau. Dua keajaiban yang mengembalikan dunia kepadanya.
· Bilangan Fu
Penulis: Ayu Utami
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Ketebalan: x+537 hlm
Ukuran dan ISBN: 13,5 x 20 cm/978-979-91-0122-8
Sinopsis Buku
Bilangan Fu adalah karya Ayu Utami yang mencoba melakukan kritik sosial, dan alam aras inilah agaknya ia mulai bergerak ke arah realisme sosial. Secara eksplisit dalam buku ini, ia membagi tiga bagian besar berupa kritiknya atas modernisme, monoteisme, dan militerisme. Dalam novelnya ini, ia mengangkat berbagai problem yang nyata terjadi di masyarakat dalam bentuk yang berbeda. Mulai dari problem yang hadir di tengah-tengah modernitas, yang paradoks antara nilai-nilai kemanusiaan, kebebasan, hak, dengan fenomena kemiskinan, ketidakadilan, dan lainnya. Ayu Utami mengulas dan menyandingkan beberapa kekayaan dalam tradisi Jawa, seperti wayang dan cerita-cerita mitologis seperti Nyi Ratu Kidul dengan produk-produk budaya modernitas, terutama Barat. Namun memang berbeda dengan cerita Jawa dengan mitologinya sebagaimana yang terdapat di masyarkat, apa yang dilakukan Ayu adalah sebuah reformulasi cerita baru dengan mengaitkan cerita-cerita itu. Kritiknya atas militerisme misalnya, ia menceritakan kecurigaannya pada peristiwa pembantaian orang-orang yang diduga dukun santet dan para Kiai di pedesaan yang didalangi para jenderal. Sebagai sebuah kritik terhadap realitas berbentuk novel, ia di akhir bahasannya (hlm. 521) menyatakan, bahwa ternyata tidak ada kata yang baik untuk menerjemahkan kritik. Makna yang lebih baik daripada mula kata itu sendiri, yakni: sanggah. Dengan demikian, arti anti adalah penolakan, sedangkan kritik adalah penyanggahan.
· Menerobos Kegelapan: Sebuah Autobiografi Spiritual
Penulis: Karen Armstrong
Penerjemah: Yuliano Liputo
Penerbit: Mizan Media Utama
Ketebalan: 558 hlm
Ukuran dan ISBN: 13,5 x 20 cm / 979-443-365-4
Sinopsis Buku
Karen Armstrong adalah penulis beberapa buku keagamaan terkenal, antara lain Sejarah Tuhan, Berperang Demi Tuhan, Perang Suci, dan Buddha. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam empatpuluh bahasa di seluruh dunia. Dalam autobiografinya ini, ia menceritakan perjalanan hidupnya mulai kecil hingga dewasa, masuk ke Biara, hingga akhirnya telantar dalam dunia intelektual. Di dunia intelektual inilah ia justru merasa telah menemukan dunianya yang sebenarnya, menemukan jawaban atas kegelisahan dan pertanyaannya tentang agama-agama yang selama ini menghantuinya. Sebelumnya, diceritakannya pula perasaan-perasaan dan pengalaman pribadinya, kegundahannya akan agama dan Tuhan. Dalam satu penggalan ceritanya, ia merasa bersalah dan berada di tengah kebimbangan ketika membawa temannya ke acara-acara kerohanian di masa ia sendiri mulai tidak nyaman dan ingin meninggalkannya. Dalam pengantar buku ini dikatakan bahwa ia menyesalkan penerbitan buku Beginning the World pada 1983 yang dinilainya tidak mencerminkan maksud hatinya sepenuhnya. Hal itu karenaia sekadar mengikuti pesanan penerbitnya agar kisah hidupnya keluar dari biara tidak dikaitkan dengan biara dan keagamaan, melainkan semata-mata karena intelektualisme. Dikatakannya, buku itu merupakan buku terjelek yang pernah ditulisnya. Diceritakannya dalam dunia intelektual yang cukup mengubah hidupnya, sebagaimana ia katakan bahwa untuk menulis Sejarah Tuhan sebagai sebuah keputusan tiba-tiba, telah mengubah hidupnya secara tiba-tiba. Setidaknya terjemahan dari autobiografi ini ditulis renyah dan mudah dipahami, menunjukkan kelas kepenulisan yang tinggi. Layak diapresisasi sebagai sebuah gambaran pergulatan iman dan intelektual yang objektif terhadap bukti-bukti ilmiah dan kemudian menuliskannya dengan bagus.
· Rara Mendut
Penulis: YB Mangunwijaya
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun: Jakarta, 2008
Ketebalan: 802 hal
Ukuran dan ISBN: 20x15cm/978-979-22-3583-8
Sinopsis buku
Buku ini adalah maha karya dari almarhum YB Mangunwijaya. Dengan ketebalan yang luarbiasa, novel ini adalah campuran antara sejarah Mataram dan imaji Romo Mangun tentang budaya ’tanding’. Dengan lakon Rara Mendut, seorang putri laut anak nelayan dan budak rampasan yang dipaksa menikah dengan para penguasa, novel ini mengisahkan bahwa cinta, ambisi dan kekuasaan seringkali tidak berjalan lurus. Sebaliknya berliku dan penuh misteri. Rara Mendut menolak perjodohan dan lamaran para penguasa dan lebih membela kekasihnya sampai mati bersama. Terdiri dari tiga bagian [trilogi] novel ini lebih mirip sebagai biografi [imajiner] keluarga Rara Mendut. Novel yang dikembangkan dari sejarah tanah jawa dan dibumbuhi beberapa ’percakapan jawa’ ini menjadi sangat khas tulisan Romo Mangun. Dari novel ini kita dapat belajar bahwa kekuasaan raja-raja jawa pada masa lalu ternyata sangat besar dan ’tidak berperikemanusiaan’. Inilah epos kekuasaan yang sering dilupakan para penguasa hari ini sehingga gagal mengelola negara menjadi alat yang dapat menyejahterakan penduduknya.
· Badai Daun
Penulis: Gabriel Garcia Marques
Penerbit: Benteng Press
Tahun: Jogjakarta, 2001
Ketebalan: 242 hal
Ukuran dan ISBN: 20x12cm /978-9555-549
Sinopsis Buku
Garcia adalah penulis besar. Bukti kebesarannya adalah nobel sastra yang ia sandang. Dan, novel-novelnya laris, tebal dan berbobot. Sayangnya, novel ini kurang menunjukkan wibawanya. Apa pasal? Karena novel ini cuma ‘kumpulan cerpen’ yang ditulis ulang menjadi buku. Dengan judul-judul yang diurutkan; tenggelamnya mayat paling tampan se-dunia, lelaki sangat tua bersayap besar, blacaman yang baik penjaja keajaiban, pengembara terakhir kapal hantu, monolog Isabel memandangi hujan di macondo dan nabo, novel ini terasa lamban dan tidak memiliki pesan dasar yang kuat. Apa yang ditawarkan Garcia pada novel ini sangat biasa saja. Karena itu, kita tidak mendapati kalimat-kalimat puitik, cerita yang tangguh, serta ‘pembrontakan sosial’ sebagaimana ciri tulisan-tulisannya. Kita hanya mendapatkan kalimat indah seperti, ‘ada suatu saat ketika waktu tidur siang mengalir kering [hal. 69]. Selebihnya, ia bercerita seperti anak muda.
· Di Etalase
Penulis: Ugoran Prasad
Penerbit: Grasindo
Tahun: Jakarta, 2003
Ketebalan: 200 hal
Ukuran dan ISBN: 20x15cm /979-732-058-8
Sinopsis Buku
Novel ini sangat sulit dipahami, terutama oleh kalangan umum. Bahasanya sangat banyak menggunakan metafora, berliku dan puitik. Ugoran sepertinya ingin disebut ’sastrawan besar’ karena kalimatnya yang ’melangit.’ Lihatlah judul-judul dalam novel ini; pre, epistem kara, eva dan chapter-chapter yang tak pernah ditemukan, bagian pertautan fiksi pertama (dan deret monolog), penemuan bagian puzzle yang hilang, dan post. Dari caranya membuat judul dan menyusun kalimat, Ugoran sangat ingin ’dilihat’ nyastra. Tetapi di situlah kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan karena baru menulis satu novel, tapi ia tak ragu bila novelnya tak laku. Kekurangannya tentu ia tak peduli dengan pasar; sehingga novelnya tidak cetak ulang. Ugoran memang lain. Salah satu kelainannya adalah ia tamatan sosiologi UGM yang membawanya pada novel dan tulisan-tulisan sosiologis campuran sastra yang menuju keentahan. Misalnya ketika ia merangkai kata untuk menjelaskan waktu atau yang berhubungan dengannya. Waktu, kata Ugoran, adalah rahim dari penggalan-penggalan cerita yang sama setiap kalinya. Rahim kesedihan yang sama; kesia-siaan yang sama [hal. 1].
· Pasar
Penulis: Kuntowijoyo
Penerbit: Bentang
Tahun: Jakarta, 1994
Ketebalan: 366 hal
Ukuran dan ISBN: 20x15cm /979-3062-43-6
Sinopsis Buku
Inilah novel Kuntowijyo yang menegaskan posisinya sebagai ahli sejarah dan sosiologi Indonesia. Dengan novel ini, kita mengenal Kunto bukan hanya sebagai ilmuwan tetapi juga budayawan. Novel ini menceritakan proses pewarisan nilai-nilai jawa dan perubahan sosial di sebuah kota kecamatan. Benturan tokoh-tokohnya mewakili kelas priyayi agraris, wong cilik, birokrat, pedagang kapitalis dan ulama. Nama tokoh-tokohnya sangat khas jawa; ada siti zaitun, pak mantri, paijo, dan kasan ngali. Kuntowijoyo memang alumni sastra UGM yang dengan bekal sarjana sastranya membuat novelnya mudah dicerna dan mudah dipahami. Novelnya sangat membumi bahkan seperti potret rakyat banyak sehari-hari. Menggambarkan liku-liku keseharian dan hubungan timbal-balik antar tokoh yang diposisikan dengan satir dan kadang-kadang memilukan.
· Gandhi Cintaku
Penulis: Sudhir Kakar
Penerbit: Qanita
Tahun: 2005
Ketebalan: 3687 hal
Ukuran dan ISBN: 17,5cm/ 979-3269-39-1
Sinopsis Buku
Madeline Slade, putri seorang admiral Inggris, rela meninggalkan kehidupan mapannya di London dan menukarnya dengan kerja keras dan kehidupan bersahaja di Ashram Sabarmati, Gujarat, sebuah tempat pengabdian kepada Gandhi.
Kisahnya bersama Gandhi merupakan sesuatu hal yang istimewa. Bagi Gandhi, Madeline sangat spesial. Sedangkan gandhi di mata Madeline merupakan percampuran makhluk suci yang juga memiliki jiwa dan raga. Novel ini merupakan sebuah karya fiksi berdasarkan kisah nyata tentang sebuah hubungan yang kompleks seorang wanita biasa dengan seorang tokoh besar.
· Saya Ingin Lihat Semua Ini Berakhir
Penulis: August Hans den Boef & Kees Snoek
Penerbit: Komunitas Bambu
Tahun: Depok, 2008
Ketebalan: 176+x hal
Ukuran dan ISBN: 11x17cm /979-3731-206
Sinopsis Buku
Buku ini merupakan kumpulan esai dan wawancara dengan sastrawan besar Indonesia; Pramoedya Ananta Toer. Sastrawan Pram, sebagaimana banyak dikenal oleh pembaca di Indonesia adalah seorang penulis kronik rakyat kecil yang sangat mengindonesia. Tulisannya menyentuh dan menghadirkan kepiluan akan perjuangan. Ketika mengisahkan tentang penjara di Indonesia misalnya, Pram bilang bahwa, “penjara itu adalah sebuah mikrokosmos bagi dunia. Penjara kami adalah dunia kecil yang tersendiri dan terpencil. Apa yang terjadi di dalam adalah kesimpulan daripada apa yang terjadi di dunia bebas” [hal. 18]. Singkatnya bagi Pram, Indonesia adalah penjara besar, dan sel tahanan adalah miniatur Indonesia. Membaca buku ini sekali lagi membawa pembaca pada pertanyaan besar tentang Pram; apa sebab pemerintah Indonesia begitu takut padanya? Dan, apa sebab dunia kesustraan international begitu menghargainya? Mungkinkah karena hipotesanya yang terkenal bahwa, “bagi saya, jalan keluarnya adalah harapan pada generasi muda. Mereka yang harus memberikan jawaban. Bagaimana mereka melakukannya, itu urusan mereka! Di tengah elit tua yang gagal, tentu hipotesanya menakutkan. Dan, sayangnya buku ini tidak menjawabnya.[]
Tinggalkan komentar